Selamat bertemu kembali Sob.
Kali ini saya mau share tentang biografi dari tokoh novelis yang saya gemari, Sir
Arthur Ignatius Conan Doyle. Saya membaca novel ini pertama kali tahun 2015,
itu ketika teman saya menyarankan untuk membaca novel sebagai hiburan. Iseng-iseng
saya baca ternyata itu novel tentang detektif yang belakangan saya tahu itu
novel pada akhir abad ke-19. Semakin dibaca isinya semakin menarik, tentunya
dengan penarikan deduksi-deduksi ilmiah dari tokoh Sherlock Holmes yang ada di
novel. Belakangan ini saya sudah mengoleksi 3 dari sekian banyak novel karangan
Conan Doyle, dan rencananya pengen mengoleksi semua karya beliau yang berkaitan
dengan Sherlock Homles. Oke... byar gak kelamaan dan telalu jauh menyimpang
dari apa yang akan saya share kali ini. Langsung saja ini sedikit biografi
beliau yang saya ambil dari berbagai sumber.
Sir Arthur Ignatius Conan Doyle merupakan penulis berkebangsaan
Inggris. Salah satu karyanya yang terkenal adalah tentang petualangan Sherlock
Holmes, detektif fiktif yang terkenal dengan kemampuan deduksinya dan
kepandaiannya dalam memecahkan berbagai kasus sulit yang tidak bisa dipecahkan
polisi dan detektif lain. Novel Sherlock Holmes yang pertama kali diterbitkan
pada akhir abad ke-19 masih digemari sampai sekarang. Bahkan dalam komik Detective
Conan karya Aoyama Gosho, tokoh utamanya sangat mengidolakan Sherlock
Holmes dan nama Conan Edogawa diambil dari nama sang pencipta novel ini.
Conan Doyle lahir pada tanggal 22 Mei 1859 di
Edinburgh, Skotlandia dan meninggal pada Senin 7 Juli 1930. Saat masih
kanak-kanak, ibunya, Mary, seorang penutur cerita yang berbakat, menghiburnya
dengan kisah-kisah yang berasal dari dalam buku maupun hasil karangannya
sendiri. Cerita-cerita sang ibu sering kali berdasarkan perbuatan para kesatria
dan para prajurit lainnya. Sebagai tambahan dari mendengarkan kisah-kisah
ibunya, Arthur muda juga menyukai atletik, penggemar olah raga cricket, dan
tetap menjadi insan olahraga sepanjang hidupnya.
Conan Doyle bersekolah di Stonyhurst sampai umur enam
belas tahun sebelum belajar ilmu kedokteran di Universitas Edinburgh. Setelah
membuka praktek kedokteran awalnya kehidupan Conan Doyle sangat susah karena
dia hanya memiliki sangat sedikit pasien. Dia pun harus bekerja keras untuk
memperoleh uang guna membiayai hidupnya. Karena memiliki banyak waktu luang ia
lebih sering mengasah kemampuannya dalam menulis hingga beralih profesi dari
dunia kedokteran menjadi penulis.
Selama di Edinburgh dia sangat terkesan dengan
karakter salah satu guru disana, Dr. Joseph Bell. Conan Doyle mengagumi sang
profesor karena kemampuannya dalam menarik kesimpulan meski tidak pernah
bertemu sebelumnya. Dr.
Bell dipercaya punya kemampuan untuk mendeduksi pekerjaan seseorang hanya
dengan memeriksa orang itu secara fisik. Dipercaya kemampuan Dr. Bell tersebut
telah membuat Arthur Conan Doyle sangat terkesan sehingga dia menggunakannya
sebagai dasar dari karakter Sherlock Holmes.
Tokoh Sherlock Holmes diciptakannya Pada tahun 1886
dengan cerita berjudul A Study in Scarlet yang bukunya sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Penelusuran Benang
Merah. Sherlock Holmes baru dikenal secara luas saat diterbitkan dalam
sebuah cerita secara bersambung dalam Majalah Strand pada tahun 1891. Kumpulan
cerita tersebut lalu dikumpulkan dalam satu buku berjudul The Adventures of
Sherlock Holmes (Petualangan Sherlock Holmes). Beberapa tulisan terkenal lain yang dibintangi
Sherlock Holmes termasuk novel The Hound of Baskervilles (1902) dan tiga
koleksi cerita pendek, The Sign of Four (1890), The Adventures of
Sherlock Holmes (1892), dan His Last Bow (1917). Ini membuat
Conan Doyle terkenal di dunia internasional dan mempopulerkan novel - novel bergenre
cerita detektif. Karakter Holmes mempunyai banyak pengikut yang berkembang,
para pemuja tokoh ini masih tumbuh subur menjadi fan klub yang bersifat
internasional, seperti Baker Street Irregular (Holmes di dalam cerita tinggal di
Baker Street). Kepandaian sastra Conan Doyle beraneka ragam, membawa dia hampir setenar
dalam novel cerita detektif. Dia juga
menerbitkan novel – novel sejarah romantis seperti Micah Clarke (1888),
The White Company (1890), Rodney Stone (1896), dan Sir
Nigel (1906), A Story of Waterloo (1894). Tapi Doyle kemudian merasa bosan dengan karakter
Sherlock Holmes, hingga dalam satu cerita Conan Doyle mengakhiri hidup Sherlock
Holmes. Namun popularitas Sherlock Holmes di kalangan pembaca memaksa Conan
Doyle untuk melanjutkan kembali cerita petualangan Sherlock Holmes.
Buku lain yang ia tulis selain novel Sherlock Holmes
selama mengalami Perang Boer (1899 - 1902) adalah The Great Boer War (1900) dan The
War in South Africa: Its Causes and Conduct (1902), dia mencoba membenarkan
partisipasi Inggris dalam perang tersebut. Karena tulisan tersebut dia
mendapatkan gelar bangsawan di tahun 1902. Dan selama
perang ini Conan Doyle
menyumbang waktunya bekerja sebagai seorang dokter tentara di Afrika Selatan
dan secara resmi hasil kerjanya di Afrika Selatan itu diakui oleh pemerintah
Inggris sehingga dia dianugrahi gelar “SIR”. Selama Perang Dunia I dia menulis History
of the British Campaign in France and Flanders (6 Volume, 1916 - 1920)
sebagai penghargaan atas keberanian Inggris dalam perang.
Setelah kematian anak laki-lakinya Conan Doyle
kemudian memperdalam minatnya yang lebih mendalam dalam hal-hal spiritual.
Bukunya yang ter akhir tentang sejarah spiritual yang ditulis pada tahun 1926. Dia wafat di
Crowborough, Sussex,
Inggris, pada tanggal 7 Juli 1930.