menu123

Sunday, December 10, 2017

Biografi Sir Arthur Conan Doyle



Selamat bertemu kembali Sob. Kali ini saya mau share tentang biografi dari tokoh novelis yang saya gemari, Sir Arthur Ignatius Conan Doyle. Saya membaca novel ini pertama kali tahun 2015, itu ketika teman saya menyarankan untuk membaca novel sebagai hiburan. Iseng-iseng saya baca ternyata itu novel tentang detektif yang belakangan saya tahu itu novel pada akhir abad ke-19. Semakin dibaca isinya semakin menarik, tentunya dengan penarikan deduksi-deduksi ilmiah dari tokoh Sherlock Holmes yang ada di novel. Belakangan ini saya sudah mengoleksi 3 dari sekian banyak novel karangan Conan Doyle, dan rencananya pengen mengoleksi semua karya beliau yang berkaitan dengan Sherlock Homles. Oke... byar gak kelamaan dan telalu jauh menyimpang dari apa yang akan saya share kali ini. Langsung saja ini sedikit biografi beliau yang saya ambil dari berbagai sumber.
Sir Arthur Ignatius Conan Doyle merupakan penulis berkebangsaan Inggris. Salah satu karyanya yang terkenal adalah tentang petualangan Sherlock Holmes, detektif fiktif yang terkenal dengan kemampuan deduksinya dan kepandaiannya dalam memecahkan berbagai kasus sulit yang tidak bisa dipecahkan polisi dan detektif lain. Novel Sherlock Holmes yang pertama kali diterbitkan pada akhir abad ke-19 masih digemari sampai sekarang. Bahkan dalam komik Detective Conan karya Aoyama Gosho, tokoh utamanya sangat mengidolakan Sherlock Holmes dan nama Conan Edogawa diambil dari nama sang pencipta novel ini.
Conan Doyle lahir pada tanggal 22 Mei 1859 di Edinburgh, Skotlandia dan meninggal pada Senin 7 Juli 1930. Saat masih kanak-kanak, ibunya, Mary, seorang penutur cerita yang berbakat, menghiburnya dengan kisah-kisah yang berasal dari dalam buku maupun hasil karangannya sendiri. Cerita-cerita sang ibu sering kali berdasarkan perbuatan para kesatria dan para prajurit lainnya. Sebagai tambahan dari mendengarkan kisah-kisah ibunya, Arthur muda juga menyukai atletik, penggemar olah raga cricket, dan tetap menjadi insan olahraga sepanjang hidupnya.
Conan Doyle bersekolah di Stonyhurst sampai umur enam belas tahun sebelum belajar ilmu kedokteran di Universitas Edinburgh. Setelah membuka praktek kedokteran awalnya kehidupan Conan Doyle sangat susah karena dia hanya memiliki sangat sedikit pasien. Dia pun harus bekerja keras untuk memperoleh uang guna membiayai hidupnya. Karena memiliki banyak waktu luang ia lebih sering mengasah kemampuannya dalam menulis hingga beralih profesi dari dunia kedokteran menjadi penulis.
Selama di Edinburgh dia sangat terkesan dengan karakter salah satu guru disana, Dr. Joseph Bell. Conan Doyle mengagumi sang profesor karena kemampuannya dalam menarik kesimpulan meski tidak pernah bertemu sebelumnya. Dr. Bell dipercaya punya kemampuan untuk mendeduksi pekerjaan seseorang hanya dengan memeriksa orang itu secara fisik. Dipercaya kemampuan Dr. Bell tersebut telah membuat Arthur Conan Doyle sangat terkesan sehingga dia menggunakannya sebagai dasar dari karakter Sherlock Holmes.
Tokoh Sherlock Holmes diciptakannya Pada tahun 1886 dengan cerita berjudul A Study in Scarlet yang bukunya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Penelusuran Benang Merah. Sherlock Holmes baru dikenal secara luas saat diterbitkan dalam sebuah cerita secara bersambung dalam Majalah Strand pada tahun 1891. Kumpulan cerita tersebut lalu dikumpulkan dalam satu buku berjudul The Adventures of Sherlock Holmes (Petualangan Sherlock Holmes). Beberapa tulisan terkenal lain yang dibintangi Sherlock Holmes termasuk novel The Hound of Baskervilles (1902) dan tiga koleksi cerita pendek, The Sign of Four (1890), The Adventures of Sherlock Holmes (1892), dan His Last Bow (1917). Ini membuat Conan Doyle terkenal di dunia internasional dan mempopulerkan novel - novel bergenre cerita detektif. Karakter Holmes mempunyai banyak pengikut yang berkembang, para pemuja tokoh ini masih tumbuh subur menjadi fan klub yang bersifat internasional, seperti Baker Street Irregular (Holmes di dalam cerita tinggal di Baker Street). Kepandaian sastra Conan Doyle beraneka ragam, membawa dia hampir setenar dalam novel cerita detektif. Dia juga menerbitkan novel – novel sejarah romantis seperti Micah Clarke (1888), The White Company (1890), Rodney Stone (1896), dan Sir Nigel (1906), A Story of Waterloo (1894). Tapi Doyle kemudian merasa bosan dengan karakter Sherlock Holmes, hingga dalam satu cerita Conan Doyle mengakhiri hidup Sherlock Holmes. Namun popularitas Sherlock Holmes di kalangan pembaca memaksa Conan Doyle untuk melanjutkan kembali cerita petualangan Sherlock Holmes.
Buku lain yang ia tulis selain novel Sherlock Holmes selama mengalami Perang Boer (1899 - 1902) adalah The Great Boer War (1900) dan The War in South Africa: Its Causes and Conduct (1902), dia mencoba membenarkan partisipasi Inggris dalam perang tersebut. Karena tulisan tersebut dia mendapatkan gelar bangsawan di tahun 1902. Dan selama perang ini Conan Doyle menyumbang waktunya bekerja sebagai seorang dokter tentara di Afrika Selatan dan secara resmi hasil kerjanya di Afrika Selatan itu diakui oleh pemerintah Inggris sehingga dia dianugrahi gelar “SIR”.  Selama Perang Dunia I dia menulis History of the British Campaign in France and Flanders (6 Volume, 1916 - 1920) sebagai penghargaan atas keberanian Inggris dalam perang.
Setelah kematian anak laki-lakinya Conan Doyle kemudian memperdalam minatnya yang lebih mendalam dalam hal-hal spiritual. Bukunya yang ter akhir tentang sejarah spiritual yang ditulis pada tahun 1926. Dia wafat di Crowborough, Sussex, Inggris, pada tanggal 7 Juli 1930.