Pada saat saya melakukan penelitian eksperimen, terdapat dilema yang saya rasakan mengenai siapa yang harusnya mengajar pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Berbagai pendapat yang saya dengar mengenai pertanyaan di atas. Ada yang berpendapat guru yang harusnya mengajar di kelas eksperimen maupun kelas kontrol, ada yang berpendapat peneliti yang harusnya mengajar. Dan ada juga yang berpendapat pada kelas eksperimen peneliti yang mengajar, dan pada kelas kontrol guru yang mengajar. Tidak ada sumber yang jelas yang saya dapatkan mengenai pertanyaan ini. Namun di sini saya memaparkan sedikit pemahaman saya mengenai hal ini yang saya rangkum dari berbagai sumber.
Penelitian eksperimen yang lebih khususnya penelitian eksperimen pada dunia pendidikan itu merupakan penelitian eksperimen semu. Dikatakan penelitian eksperimen semu karena banyak faktor yang tidak dapat dikontrol secara ketat oleh peneliti. Lain halnya penelitian murni oleh ilmuan-ilmuan yang dilakukan di laboratorium, dimana faktor dari luar sangat dijaga ketat sehingga tidak mempengaruhi hasil penelitian. Pada penelitian semu yang subyek penelitiannya berupa manusia sangat sulit di kontrol secara ketat.
Misalnya saja kita melakukan penelitian eksperimen terhadap model tertentu yang dilaksanakan di sekolah. Kita akan menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian kedua kelas tersebut diberi perlakuan menurut pembelajaran yang kita gunakan. Hasil yang kita peroleh tidak benar-benar dari perlakuan yang kita berikan, mungkin saja dipengaruhi oleh kondisi siswa pada saat tes. Faktor dari lingkungan yang sangat mempengaruhi, misalnya sebelum tes siswa sudah mendapatkan les tambahan d irumah. Tentunya hal ini akan mempengaruhi hasil dari penelitian. Faktor-faktor inilah yang sulit dikontrol oleh peneliti.
Misalnya saja kita melakukan penelitian eksperimen terhadap model tertentu yang dilaksanakan di sekolah. Kita akan menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian kedua kelas tersebut diberi perlakuan menurut pembelajaran yang kita gunakan. Hasil yang kita peroleh tidak benar-benar dari perlakuan yang kita berikan, mungkin saja dipengaruhi oleh kondisi siswa pada saat tes. Faktor dari lingkungan yang sangat mempengaruhi, misalnya sebelum tes siswa sudah mendapatkan les tambahan d irumah. Tentunya hal ini akan mempengaruhi hasil dari penelitian. Faktor-faktor inilah yang sulit dikontrol oleh peneliti.
Kembali lagi ke masalah awal, menurut saya pada penelitian eksperimen yang melibatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang mengajar di kelas eksperimen adalah peneliti sendiri dan yang mengajar di kelas kontrol adalah guru yang biasanya mengajar di kelas tersebut. Alasan kenapa peneliti yang mengajar di kelas eksperimen itu karena penelitilah yang mengetahui model pembelajaran yang digunakan. Karakteristik dari pembelajaran yang digunakan, ciri-ciri dari pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah, sintax, bagaimana LKS pada pembelajaran yang digunakan dan itu merupakan pengetahuan yang wajib diketahui oleh peneliti. Ada kalanya juga peneliti memberikan penjelasan kepada guru mengenai model yang digunakan, akan tetapi belum tentu pengetahuan yang dimiliki oleh guru sama dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti mengenai model tersebut. Dengan alasan tersebut, sepertinya layak jika penelitilah yang mengajar pada kelas eksperimen. Begitupun pada kelas kontrol, kalau pada kelas kontrol yang diterapkan adalah pembelajaran konvensional maka layak kiranya gurulah yang mengajar. Ini dikarenakan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan pada tempat penelitian, sehingga gurulah yang lebih tahu bagaimana pembelajaran di kelas tersebut berlangsung. Bagaimana langkah-langkahnya, bagaimana karakteristik dari pembelajaran yang digunakan maupun karakteristik dari siswa. Gurulah yang lebih tahu mengenai hal tersebut.
No comments:
Post a Comment