Bagi sobat yang ingin mengenal orang-orang ternama di dunia ini, kali ini saya akan memposting beberapa nama yang mungkin tidak akan asing di telinga sobat sekalian. Ya beliau adalah Aristoteles, Giambattista Vico, George Berkeley, Immanuel Kant. Sedikit ulasan, beliau adalah tokoh-tokoh terkenal yang menyumbangkan banyak pemikiran di dunia pendidikan. Banyak pemikiran-pemikiran beliau yang masih relevan dengan kehidupan zaman sekarang. Yang saya posting kali ini kebetulan adalah tugas kuliah saya, jadinya saya mencari beberapa sumber untuk membuat ulasan ini, tapi kebanyakan saya dapat dari artikel di internet yang berbahasa inggris. Saya menambahkan pemikiran saya sedikit mengenai ulasan tersebut. Ya namanya juga tugas pastilah ada pemikiran sendiri, kalau tidak kan kita tidak berkembang
nantinya. bukan berkembang biak ya Sob. hehehe.... Langsung saja cek di bawah agar tidak lama, kalau nanti ada kata atau kalimat yang beda dari sumber lain, penulis mohon permaklumannya karena "Manusia Tidak Ada Yang Sempurna". Hehehe... sedikit kata-kata bijak dari saya....
1. Aristoteles
Sejarah
Singkat Aristoteles
Aristoteles
dilahirkan di kota Stagira sebuah kota kecil di semenanjung Chalcidice yang
menonjol disebelah barat Laut Egea, tahun 384 SM. Ayahnya benama Nicomacus
adalah dokter perawat Amyntas II, raja Macedonia. Ayahnyalah yang mengatur agar
Aristoteles menerima pendidikan yang lengkap pada awal masa kanak-kanak dan
mengajarinya ilmu kedokteran dan tehnik pembedahan. Ayahnya meninggal ketika
Aristoteles berusia 15 tahun. Dia di asuh oleh pamannya yang bernama Proxenus.
Pada usia 17 tahun, Aristoteles pergi ke Athena balajar di Akademi Plato dan
menjadi murid Plato. Kemudian ia diangkat menjadi seorang guru selama 20 tahun
di akademi tersebut. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal
spekulasi filosofis.
Pada tahun
347 SM, Aristoteles meninggalkan Athena dan mengembara selama 12 tahun. Selama
itu ia mendirikan akademi di Assus dan menikah dengan Phytias dan tak lama
kemudian meninggal. Setelah itu dia menikah lagi dengan Herpyllis dan
melahirkan anak dan diberi nama Nicomacus seperti ayahnya. Pada tahun-tahun
berikutnya ia juga mendirikan akademi di Mytilele. Saat itulah ia sempat
menjadi guru Alexander Agung selama tiga tahun.
Tahun 335
SM, Aristoteles mendirikan semacam akademi di Lyceum, Athena. Di sinilah selama
12 tahun ia memberikan kuliah, berpikir,
mengadakan riset dan experimen serta membuat catatan-catatan dengan tekun dan
cermat. Pada tahun 322 SM Aristoteles meninggal pada usia 62 tahun.
Pendidikan menurut pandangan
Aristoteles
Aristoteles
adalah seorang cendekiawan dan intelek terkemuka, mungkin sepanjang masa. Umat
manusia telah berhutang budi padanya karena banyaknya kemajuan dalam filsafat
dan ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya Logika, Metafisika, Politik, Ethika,
Biologi dan Psikologi. Menurut Aristoteles, agar orang dapat hidup baik, maka
ia harus mendapatkan pendidikan. Bagi Aristoteles tujuan pendidikan identik
dengan tujuan manusia. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan
soal memberi bimbingan pada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal,
guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya, ia memerlukan
dukungan-dukungan perasaan yang lebih tinggi agar diarahkan secara benar.
Aristoteles mengemukakan bahwa pendidikan yang baik adalah yang mempunyai
tujuan untuk kebahagiaan. Bagi Aristoteles orang bahagia bukanlah orang yang
haus akan kemuliaan, atau orang dalam keadaan alaminya, tapi orang yang
terpelajar. Orang yang bahagia, orang yang baik, adalah orang yang berbudi
luhur, tetapi kebajikan diperoleh justru melalui pendidikan. Kebahagiaan
tertinggi adalah hidup spekulatif (Barnadib, 1994: 72).
Aristoteles
juga menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan dasar.
Pada tingkat pendidikan usia muda itu perlu ditanamkan kesadaran aturan-aturan
moral. Menurut Aristoteles untuk memperoleh pengetahuan manusia harus melebihi
dari binatang-binatang lain dalam hal berpikir, harus mengamati dan secara
hati-hati menganalisa struktur-struktur, fungsi-fungsi organisme itu, dan
segala yang ada dalam alam. Oleh karena itu prinsip pokok pendidikan menurut
Aristoteles adalah pengumpulan dan penelitian fakta-fakta belajar induktif,
suatu pencarian yang obyektif akan kebenaran sebagai dasar dari semua ilmu
pengetahuan. Aristoteles berkata bahwa sebaiknya memberikan pendidikan yang
baik bagi semua anak-anak. Putra-putri, semua warga negara, sebaiknya diajarkan
sesuai dengan kemampuan mereka sebagaimana dengan doktrin Plato tentang
keberadaan individu. Disiplin merupakan hal yang essensial untuk mengajarkan
para pemuda untuk mematuhi perintah-perintah dan mengendalikan gerakan hati
mereka.
Aristoteles
merupakan orang yang pertama kali mengembangkan filsafat yunani yang disebut
dengan realisme klasik. Realisme klasik menyutujui bahwa dunia materi adalah
nyata, dan berada di luar pikiran (ide) yang mengamatinya. Realisme klasik
berpandangan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki ciri rasional. Istilah
Aristoteles yang populer adalah “Cogito, ergo sum”
yang berarti bahwa ada karena saya berfikir.
Kerelevanan
pemikiran Aristoteles tentang pendidikan dengan masa sekarang.
Menurut
penulis pemikiran-pemikiran Aristoteles tentang pendidikan relevan dengan masa
sekarang. Berikut akan dijelaskan secara rinci pemikiran Aristoteles dan juga
kerelevannya.
- Aristoteles mengatakan bahwa agar orang dapat hidup baik, maka ia harus mendapatkan pendidikan. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Terkait dengan pengertian pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam pengertian tersebut terdapat kata usaha untuk mengembangkan potensi dirinya, kata tersebut mengimplikasikan bahwa dengan pendidikan seseorang bisa mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Dengan pendidikan seseorang bisa memanfaatkan segala potensi untuk pribadi, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup seseorang. Lemah dalam pendidikan akan mendorong individu untuk hidup dalam kemiskinan (Preston dan Elo dalam Ahmad, 2008). Lebih lanjut disebutkan pendidikan berkualitas sangat efektif bagi menentang kemiskinan, membina demokrasi, dan membentuk masyarakat yang sejahtera (Preston dan Elo dalam Ahmad, 2008). Seseorang yang mempunyai pendidikan yang baik cendrung bisa membuat kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup sehingga dapat hidup yang selayaknya
- Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bimbingan pada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Sering kali sebelum mendapatkan pendidikan seseorang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak. Pendidikan mengajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik contohnya pendidikan moral. Pendidikan mengarahkan bagaimana berbuat yang baik, tahu perbuatan-perbuatan yang bagaimana saja yang tergolong perbuatan yang merugikan orang lain dan disarankan tidak melakukan hal tersebut. Dengan kata lain dengan pendidikan, seseorang diajarkan untuk mengatur nafsu-nasfu.
- Pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Untuk memperoleh kebahagiaan tersebut, seseorang harus mempunyai prilaku yang baik, kecerdasan. Prilaku yang baik dan kecerdasan tersebut dapat diperoleh pada pendidikan yang baik apakah itu dari segi lingkungan pendidikan yang baik karena prilaku manusia tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi apa yang seseorang dapat dalam pendidikan, dalam lingkungan pendidikan mengarah kepada tujuan daripada manusia tersebut yaitu kebahagiaan.
- Aristoteles menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan dasar. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Seseorang akan cendrung berbuat tidak baik karena terbiasa berbuat yang tidak baik, begitupun sebaliknya seseorang akan cendrung berbuat yang baik karena terbiasa berbuat baik. Oleh karena itu penting mengajarkan anak-anak kebiasaan berbuat baik dari sejak dini dan kesadaran aturan-aturan moral.
2. Giambattista Vico
Sejarah Singkat Giambattista Vico
Giambattista
Vico seorang filosof sejarah dan sosial yang hidup di Italia pada akhir abad
ketujuh belas dan permulaan abad kedelapan belas. Giambattista Vico lahir pada
23 Juni 1668, anak dari Antonio Vico (1638-1706) seorang penjual buku dan
Candida Masullo (1633-1699). Giambattista Vico meninggal pada 23 Januari 1744.
Nama filosof sejarah Italia Giambattista Vico memang jarang dikenal, padahal
jasanya begitu besar terutama dalam teorinya tentang gerak sejarah ibarat daur cultural spiral yang dimuat dalam
karyanya The New Science (1723) yang
telah diterjemahkan Down tahun 1961.
Giambattista
Vico
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Jesuit School. Setelah
menyelesaikan studinya di 'sastra' dan menyelesaikan spesialisasi di
'retorika', ia diangkat sebagai Profesor dari Retorika di Royal University of
Naples. Dari tahun 1699-1706, Vico menyampaikan Orazioni Inaugurali [Pelantikan Wacana] yang dikumpulkan dan
diterbitkan dalam volume yang berakhir dengan 'Disertasi Akhir'. Karya ini
merupakan hasil dari pemikiran Vico.Vico menggarisbawahi pentingnya
pembelajaran dipandu oleh 'kepentingan umum dari warga negara. Apa yang murid
pelajari harus membantu semua sesama warga dan seluruh umat manusia.
Pada
tahun 1686, Vico menerima posisi les di Vatolla (sebuah Frazione dari
pemerintah ataupun dari Perdifumo), selatan Salerno, yang berlangsung selama
sembilan tahun. Pada 1699, ia menikah dengan teman masa kecil, Teresa Destito,
dan mengambil kursi dalam retorika di Universitas Naples. Pada 1734, ia
diangkat penulis sejarah kerajaan oleh Charles III, raja Naples, dan diberikan
gaji yang jauh melebihi yang dari jabatan profesor. Vico mempertahankan kursi
retorika sampai sakit, kesehatannya memaksanya untuk pensiun pada 1741.
Pendidikan menurut pandangan
Giambattista Vico
Gagasan konstruktivisme sesungguhnya dapat dilacak
sampai pada masa Plato, atau gagasan Giambattista Vico di abad ke 18, atau
gagasan George Kelly dan Jean Piaget di abad ke 20. Bila ditelusuri lebih jauh,
gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya sudah dimulai oleh Giambatissta Vico,
seorang epistemolog dari ltalia. Dialah cikal bakal konstruktivisme. Dialah
yang pertama kali menyebutkan ide tentang konstruktivisme dan mengklaim bahwa
pemahaman yang jelas bagi manusia adalah dihasilkan dari makna yang mereka
bangun sendiri.
Giambattista Vico mendefinisikan pengetahuan sebagai
struktur kognitif seseorang dalam mana untuk mengetahui sesuatu itu perlu
mengetahui bagaimana mengkonstruknya (Mukhid, 2011). Pada tahun 17I0, Vico
dalam De Antiquissima ltalorum Sapientia,
mengungkapkan filsafatnya dengan berkata, "Tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan." Dia menjelaskan bahwa,
"mengetahui" berarti "mengetahui bagaimana membuat
sesuatu." Ini berarti bahwa seseorang itu baru mengetahui sesuatu jika ia
dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Menurut Vico,
hanya Tuhan sajalah yang dapat mengerti alam raya ini karena hanya Dia yang
tahu bagaimana membuatnya dan dari apa Ia membuatnya. Berdasarkan identifikasi
"mengetahui sesuatu" dengan "membuat sesuatu". Vico
mengatakan bahwa matematika adalah cabang pengetahuan yang paling tinggi.
Alasannya, dalam matematika, orang menciptakan dalam pikirannya semua unsur dan
aturan-aturan yang secara lengkap dipakai untuk mengerti matematika. Orang
sendirilah yang menciptakan matematika, sehingga orang dapat mengerti secara
penuh. Sedangkan dalam pengetahuan, fisika dan terlebih humaniora, manusia
tidak dapat mengerti secara penuh dan hanya Tuhan yang dapat mengerti secara
penuh karena Tuhanlah yang menciptakan mereka.
Seseorang
belajar untuk tujuan ke arah kebaikan negara. Vico menggarisbawahi pentingnya
pembelajaran dipandu oleh 'kepentingan umum dari warga negara. Apa yang
dipelajari harus membantu semua sesama warga dan seluruh umat manusia. Menurut
Vico, Tidak ada musuh yang lebih berbahaya dan lebih buruk daripada adalah
bodoh untuk dirinya sendiri.
Kerelevanan pemikiran Giambattista
Vico tentang pendidikan dengan masa sekarang.
Seperti yang disebutkan di atas
bahwa Giambattista Vico merupakan cikal bakal konstruktivisme yang mengklaim
bahwa pemahaman yang jelas bagi manusia adalah dihasilkan dari makna yang
mereka bangun sendiri. Menurut penulis ini relevan dengan masa sekarang. Untuk
memahami sesuatu hal, seseorang tidak bisa hanya sekedar menghafal pengetahuan.
Pengetahuan tidak bisa di transfer dari satu orang ke orang lain. Pengetahuan
harus di bangun sendiri. Dalam buku Paul Ernest dijelaskan bahwa kaum absolutis
di tolak karena alasan memandang pengetahuan itu sebagai produk akhir yang
tidak bisa di ganggu gugat lagi. Akibatnya pada pembelajaran, untuk memperoleh
pengetahuan seseorang hanya sekedar menghafal, mengingat, menerima, dan
menggunakan teorema-teorema. Seseorang akan lebih memaknai pengetahuan yang di
dapat melalui aktivitas memahami, proses berfikir, proses menciptakan.
Contohnya dalam pembelajaran yaitu terdapat proses menanya, proses investigasi,
kegiatan observasi, mengumpulkan data-data, proses menemukan dan terdapat
proses refleksi.
2.
3.
George Berkeley
Sejarah Singkat George Berkeley
George Berkeley lahir pada tahun 1685 di daerah Kilkenny, Irlandia.
Ayah George Berkeley adalah William Berkeley dan ibunya adalah Elisabeth
Southerne. William Berkeley adalah seorang pria petani yang keluarganya berasal
dari Staffordshire, Inggris sementara Elisabeth Southerne adalah putri seorang
pembuat bir di Dublin. Ia masuk Duke di Sekolah Ormonde di Kilkenny pada bulan
Juli 1696 dan belajar di sana sampai Januari 1700, meskipun masih belum lima
belas tahun, ia memasuki Trinity College, Dublin. Dia dipandang sebagai seorang
mahasiswa brilian, sehingga dalam usia muda dia sudah memberikan kuliah dalam
bahasa yunani di Trinity College. Dia
lulus Maret 1700 setelah ia mencapai usia lima belas sebagai pensiunan, yang
berarti bahwa ia tidak memiliki beasiswa dan membiayai diri sendiri di College.
Pada tahun
1728, ia menikah dengan Anne Forster, putri Yang Mulia Ketua Mahkamah Irlandia.
Sebagai seorang kristiani, dia memimpikan pertobatan orang-orang Indian di
Amerika dan ingin mendirikan sebuah kolese di kepulauan Bermuda. Pada tahun
1729 dia sungguh-sungguh ke sana untuk mewujudkan impian-impiannya, tetapi dia
kekurangan dana. Tahun 1731 dia kembali ke Inggris dan tiga tahun kemudian dia
diangkat sebagai Uskup Cloye. Meskipun dia menjadi pemimpin agama Katolik
Anglikan, dia menerapkan kebijakan toleransi kepada para penganut Katolik Roma
di Irlandia. Tahun 1752 dia melanjutkan studi lagi ke Universitas Oxford. Dia
meninggal pada hari minggu sore di usia 68 tahun di Oxford persis ketika
istrinya membaca keras-keras Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di korintus
dan dimakamkan di Katedral Gereja Kristus.
George
Berkeley aktif dalam gerakan mendukung peningkatan pendidikan di "Dunia
Baru", dan pernah tinggal selama tiga tahun di koloni-koloni Inggris di
Amerika. Koleksi perpustakaan serta tanah pertaniannya di Rhode Islan
diwariskannya kepada Universitas Yale yang didirikannya pada tahun 1701. Hingga
kini namanya dipakai oleh salah satu kolese di Yale sekarang. Kota Berkeley di
California juga menggunakan namanya.
Semua karya
filsafatnya yang membuatnya termashur diterbitkan ketika ia masih berusia dua
puluhan antara lain: Esai Menuju Suatu Teori Baru tentang Visi (An Essay Towards a New Theory of Vision
tahun 1709), Risalah tentang Prinsip-prinsip Pengetahuan Manusia (A Treatise Concerning the Principles of
Human Knowledge tahun 1710), dan Tiga Dialog antara Hylas dan Philonous (Three Dialogues between Hylas and Philonous
tahun 1713).
Pendidikan menurut pandangan George Berkeley
George
Berkeley merupakan filosof yang mendukung aliran Kontruktivisme. Konstruktivisme adalah aliran mengklaim bahwa pemahaman yang jelas
bagi manusia adalah dihasilkan dari makna yang mereka bangun sendiri.. Kontribusi Berkeley terhadap
filsafat adalah pembuktian menyeluruh tentang "prinsip baru" yang
disebut esse est percipi (yang
akan dirasakan). Menurut esse est percipi
ini, semua hal di sekitar kita hanyalah sekumpulan ide.
Menurut George
Berkeley sesuatu ada
karena diamati. Kalau tidak di
amati maka tidak
ada (“Ess est
Persipi”) (Musdiani, 2011). Arti dari kata (“Ess est Persipi” lebih mengarah pada sesuatu ada
karena persepsi atau ada karena di amati oleh panca indra. Barkeley menyatakan
bahwa pengalaman adalah hal yang inheren dalam diri subjek, karena kita
masing-masing secara langsung menyadari keberadaan kita sebagai subjek itu,
yakni subjek yang memiliki pengalaman. Berkeley
mengenalkan teorinya bahwa
pengetahuan yang manusia
miliki bersandar pada persepsi.
Kerelevanan pemikiran George Berkeley tentang pendidikan
dengan masa sekarang.
Seperti yang
disebutkan di atas bahwa George Barkeley merupakan filosof yang mendukung
aliran konstruktivisme, dan dengan filsafatnya “esse est percipi” yang artinya ada karena persepsi (ada karena di
amati panca indra). Aliran
konstruktivisme mengklaim bahwa pemahaman yang jelas bagi manusia adalah
dihasilkan dari makna yang mereka bangun sendiri. Menurut penulis ini relevan
dengan masa sekarang. Untuk memahami sesuatu hal, seseorang tidak bisa hanya
sekedar menghafal pengetahuan. Pengetahuan tidak bisa di transfer dari satu
orang ke orang lain. Pengetahuan harus di bangun sendiri. Dalam buku Paul
Ernest dijelaskan bahwa kaum absolutis di tolak karena alasan memandang
pengetahuan itu sebagai produk akhir yang tidak bisa di ganggu gugat lagi.
Akibatnya pada pembelajaran, untuk memperoleh pengetahuan seseorang hanya
sekedar menghafal, mengingat, menerima, dan menggunakan teorema-teorema.
Seseorang akan lebih memaknai pengetahuan yang di dapat melalui aktivitas
memahami, proses berfikir, proses menciptakan. Contohnya dalam pembelajaran
yaitu terdapat proses menanya, proses investigasi, kegiatan observasi,
mengumpulkan data-data, proses menemukan dan terdapat proses refleksi.
2. 4. Immanuel Kant
Sejarang Immanuel Kant
Immanuel
Kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Konigsberg, sebuah kota kecil di
Prussia Timur. Immanuel Kant adalah seorang filsuf besar pada zaman pencerahan
di Jerman menjelang akhir abad ke-18. Kant dilahirkan sebagai anak keempat dari
seorang pembuat pelana kuda Konigsberg yang setia dengan gerakan Pietisme. Pada
usia delapan tahun Kant memulai pendidikan formalnya di Collegium Fredericanum sekolah yang berlandaskan semangat Pietisme.
Di sekolah ini ia mendalami bahasa Latin, bahasa yang sering dipakai oleh
kalangan terpelajar dan para ilmuwan saat itu untuk mengungkapkan pemikiran
mereka.
Dimulai
tahun 1740, Kant belajar hampir semua mata kuliah yang diberikan di universitas
kotanya. Karena alasan keuangan, Kant kuliah sambil bekerja. Kant menjadi guru
pribadi di beberapa keluarga kaya di Konigsberg. Di universitasnya dia
berkenalan baik dengan Martin Knutzen (1713-1751), dosen yang mempunyai
pengaruh besar terhadap Kant. Knutzen adalah seorang murid dari Chistian Von
Wolff (1679-1754), dan seorang profesor logika dan metafisika.
Tahun 1755
Kant memperoleh gelar “Doktor” dengan disertasi berjudul “Penggambaran Singkat
dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api (Meditationum
Quarundum de Igne Succinta Delineatio), sebuah karya di bidang ilmu alam.
Kemudian bekerja sebagai privatdozent
di Konigsberg dengan mengajarkan mata kuliah : metafisika, geografi, pedagogi,
fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak, dan mineralogi.
Kant dijuluki dengan “Sang Guru yang Cakap” (Der Schone Magister) karena cara mengajarnya hidup dengan
kepandaian seorang orator. Kant menggerakkan pikiran dan perasaan para
pendengarnya, dan dengan ketajaman pikirannya Kant menguraikan isi kuliahnya.
Pada bulan Maret 1770 Kant memperoleh gelar profesor logika dan metafisika dari
Universitas Konigsberg dengan disertasi “Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari
Dunia Inderawi dan Budiah” (De Mundi
Sensibilis Atgue Intelligibilis Forma et Principlis).
Kehidupan
Kant sebagai filsuf dapat dibagi menjadi dua periode yakni zaman Pra-Kritis dan
Kritis. Kehidupan Kant sebagai privatdozent
dari tahun 1755-1770 di atas dikenal dengan zaman Pra-Kritis. Pada zaman
Pra-Kritis Kant menganut pendirian rasionalistisnya Wolff dan kawan-kawannya.
Kemudian setelah terpengaruh empirisnya Hume, berangsur-angsur meninggalkan
Rasionalisme. Kant mengatakan bahwa Hume-lah yang telah membangunkan diri dari
tidur dogmatisnya, yang menyusul ialah zaman Kritis. Dalam zaman kedua ini Kant
mengubah wajah filsafat secara radikal dengan filsafat Kritisismenya dan ia
mempertentangkan Kritisisme dengan Dogmatisme
Kant
membujang seumur hidupnya, mungkin ia berpikir seperti Nietsche yang
berpandangan bahwa kawin akan merintangi pencapaian kebenaran, atau Telleyrand
yang berpendapat bahwa orang yang kawin akan melakukan apa saja demi uang. Pada
umur 22 tahun Kant telah menyatakan “saya sudah menetapkan jalan yang pasti,
saya ingin belajar, tidak satupun yang dapat menghalangi saya dalam mencapai
tujuan itu”.
Pada tahun
1796 M, dia berhenti memberi kuliah dengan alasan usia tua. Pada tahun 1798 M
kesehatannya mulai menurun. Akhirnya pada tanggal 12 Februari 1804 Kant
meninggal dunia pada usia 80 tahun dalam keadaan pikun. Dua hal yang dikagumi
Kant selama hidupnya di dunia ini, bila ia merenungkan misteri alam semesta
(fisika) dan misteri pribadi sang manusia (etika).
Pendidikan menurut pandangan
Immanuel Kant
Menurut Kant
bahwa pendidikan sangat penting bagi perkembangan umat manusia. Sifat manusia
dapat semakin ditingkatkan melalui pendidikan dan pendidikan yang dapat
dibentuk dengan cara yang tepat untuk umat manusia. Pendidikan yang baik itu
sendiri merupakan sumber dari segala yang baik di dunia. Oleh karena itu sampai
pada prinsip konseptual bahwa “anak-anak tidak harus di didik hanya untuk
mencapai tingkat yang sekarang, tetapi menuju ke tingkat yang kemungkinan masa
depan yang lebih baik, dengan kata lain mempertimbangkan keingingan manusia dan
tujuan universal dari manusia”. Dalam filsafat Kant disebutkan bahwa “bahwa
semua manusia adalah subyek yang seharusnya tidak mengeksploitasi satu sama
lain sebagai sarana untuk mencapai tujuan”. Pendidikan di tunjukan untuk semua
kelompok usia.
Immanuel
Kant sangat berjasa dalam perkembangan bidang ilmu pengetahuan. Karya-karyanya
penuh dengan berbagai dilema dan paradoks yang sangat abstrak, yang mula-mula
terkesan jauh dari masalah-masalah manusia sehari-hari. Karya-karya itu ditulis
dalam gaya yang sangat akademis, yang akan sangat mengejutkan siapapun yang
membaca karya itu. Karya-karya yang monumental dan sangat berharga telah
tercipta dari buah pemikirannya. Karya-karyanya memberi suatu perubahan dan
bentuk baru dalam cara berfikir yang dituangkan dalam bentuk filsafat kritis
(Kritisisme). Kant mengatakan bahwa kritisme adalah filsafat yang lebih dahulu
menyelidiki die Bedingung der Moglichkeit
(pengetahuan itu adalah syarat-syarat sebuah kemungkinan).
Kritisme
merupakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme. Kant mengatakan bahwa
pengalaman kita berada dalam bentuk-bentuk yang ditentukan oleh perangkat
indrawi kita, maka hanya dalam bentuk-bentuk itulah kita menggambarkan
eksitensi segala hal. Dalam filsafat Kant, pengetahuan dijelaskan sebagai hasil
sintesis antara Vernunft (kebijaksanaan)
yang a priori (yang tidak di alami)
dan pengalaman yang bersifat a posteriori
dalam bukunya yang berjudul Critique of
Pure Reason. Pengetahuan murni (a
priori) yang dimaksud adalah konsep-konsep yang tidak diderivasi dari
pengalaman, melainkan berasal dari struktur-struktur pengetahuan subjek
sendiri, kosong dari pengalaman empiris. Pengetahuan a priori merupakan
jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan
akan bahaya, sedangkan a posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti.
Kant
menyatakan bahwa metode yang benar
untuk memperoleh kebenaran
matematika adalah memperlakukan matematika sebagai
pengetahuan a priori. Menurut Kant,
secara spesifik, validitas
obyektif dari pengetahuan matematika diperoleh melalui bentuk a priori dari sensibilitas kita yang
memungkinkan diperolehnya pengalaman inderawi. Kant berpendapat
bahwa matematika adalah
hasil penalaran yang semata, dan sepenuhnya adalah merupakan sintesa-sintesa. Kant juga
menyatakan tanpa intuisi visual yang tidak empiris, matematika tak dapat
berkembang, berbeda dengan filsafat yang harus puas dengan penilaian yang
bersifat diskursif dari konsep semata. Yang membangun matematika adalah
konsep-konsep yang intuitif yang berasal dari penalaran semata. Seperti halnya, geometri didasarkan pada intuisi semata tentang
ruang, dan aritmatika
didasarkan pada konsep
bilangan.
Dalam buku
Kant yang berjudul The Critic of Pure
Reason, Kant percaya bahwa karakteristik dari pengetahuan manusia tidak
mungkin ditemukan di luar pikiran manusia, dimana alam itu menjadi sumber dari
fikiran itu.
Kerelevanan pemikiran
Immanuel Kant tentang pendidikan dengan masa sekarang.
Perkembangan
umat manusia sangat di tentukan oleh pendidikan. Pernyataan ini relevan dengan
sekarang bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan umat
manusia. Seperti yang kita ketahui pada zaman dahulu ada yang namanya zaman
batu, zaman batu muda dan sebagainya sampai pada zaman sekarang banyak sekali
yang berkembang. Baik itu dari cara hidup manusia, teknologi. Jadi perkembangan
tersebut bergantung dari pendidikan. Ini juga termasuk dari sifat manusia yang
bisa di tingkatkan melalui pendidikan. pendidikan mengajarkan kita nilai moral,
dan pendidikan karakter. Tentunya anak-anak tidak hanya semata-mata di berikan
pendidikan, tetapi pendidikan tersebut harus membawa anak-anak kemasa depan
yang lebih baik. Pendidikan di tunjukan untuk semua kelompok usia ini relevan
dengan sekarang. Jadi proses pendidikan sebenarnya telah dimulai dari sejak
kecil. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,
dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1). Dengan pendidikan seumur hidup manusia di
tuntut untuk membantu individunya agar dapat mengikuti perubahan-perubahan
sosial sepanjang hidupnya, yang terpenting adalah manusia dapat bertahan dari
segi apapun di era globalisasi ini. Jadi pemerintah menekankan pentingnya
pendidikan seumur hidup.
Dalam filsafat Kant di atas di
sebutkan bahwa, pengetahuan dijelaskan sebagai hasil sintesis antara Vernunft (kebijaksanaan) yang a priori (yang tidak di alami) dan
pengalaman yang bersifat a posteriori.
Menurut penulis ini relevan dengan masa sekarang. Alasan penulis menganggap ini
relevan dengan masa sekarang karena dalam buku Paul Ernest “The Philosophy of Mathematics Education”
dijelaskan bahwa pengetahuan dalam hal ini khususnya pengetahuan matematika
sangat abstrak yang tidak di alami. Ada konsep-konsep yang tidak didasarkan
pada dunia nyata. Dalam filsafat Kant, ini terkait dengan pengetahuan yang a priori (yang tidak di alami). Begitupun juga pengetahuan dari unsur-unsur
pengalaman. Contohnya yaitu Seorang petani menggunakan pupuk untuk tanamannya
karena berdasarkan pengalamannya, tanaman yang dipupuk memberikan hasil lebih
baik daripada tanaman yang tidak dipupuk.
Dalam buku Kant yang berjudul The Critic of Pure Reason, Kant percaya
bahwa karakteristik dari pengetahuan manusia tidak mungkin ditemukan di luar
pikiran manusia, dimana alam itu menjadi sumber dari fikiran itu. Menurut
penulis ini relevan dengan masa sekarang. Alasannya penulis menganggap ini
relevan yaitu pengetahuan yang abstrak seperti pengetahuan matematika ditemukan
di pikiran manusia, hal tersebut tidak berada di luar pikiran manusia.
Lingkungan ini menjadi sumber dari pengetahuan,.
No comments:
Post a Comment